Cara Membangun Karakter dalam Novel

Pada tulisan saya yang sebelumnya, saya telah membahas bagaimana cara menemukan ide cerita yang akan kamu tulis dalam novelmu. Setelah kamu mendapatkan ide cerita yang akan ditulis, saatnya kamu menentukan karakter-karakter yang akan berperan di dalamnya.

Karakter merupakan bagian yang harus dirancang dengan hati-hati dan penuh pemikiran. Hal ini karena karakter yang tepat akan membuat cerita yang kamu bangun menjadi lebih nyata. Selain itu, pendeskripsian karakter yang jelas dan detil juga akan membuat pembaca memiliki ikatan emosional karena merasa mengenal lebih personal karakter yang ada di novel.

Salah satu tanda bahwa karakter dalam suatu novel telah sukses dibentuk dengan baik adalah saat karakter tersebut melekat dalam ingatan pembaca dan dapat digambarkan dengan jelas oleh pembaca. Lebih baik lagi bahkan bila pembaca sampai bisa membayangankan artis mana yang paling tepat untuk memerankan karater tersebut bila novelmu sampai diangkat ke layar lebar.

Dalam satu novel, biasanya akan ada beberapa karakter yang muncul. Yang perlu kamu ingat adalah setiap karakter yang kamu ciptakan harus unik dan berbeda satu dengan lainnya. Karena itulah, di tahap awal pembuatan sebuah novel, sebaiknya kamu membuat daftar karakter yang akan muncul dilengkapi dengan keterangan detail tentang masing-masing karakter.

Detail apa saja sih yang perlu kamu perhatikan dalam membentuk sebuah karakter?

1. Nama

Meskipun terdengar sederhana, tapi nama adalah sesuatu yang justru harus kamu pertimbangkan masak-masak. Nama dari setiap karakter yang muncul harus kamu buat sangat berbeda satu sama lain sehingga pembaca tidak bingung. Salah satu trik yang bisa kamu lakukan adalah dengan menghindari penggunakan huruf depan yang sama dan juga suku kata terakhir yang sama.

Selain itu, nama juga tidak boleh ambigu. Untuk tokok perempuan, gunakan nama perempuan. Begitu pula untuk tokoh laki-laki. Jangan menggunakan nama yang universal. Usahakan saat sebuah nama muncul, pembaca sudah langsung tahu kalau dia adalah seorang perempuan atau laki-laki.

Kalau kamu ingin menonjolkan etnis suatu karakter, nama juga akan berperan penting. Contohnya, nama Ahong akan membuat pembaca tahu kalau karakter tersebut beretnis Tionghoa, nama Siregar menandakan karakter tersebut berdarah Sumatra Utara, dan lain sebagainya.

Untuk mencari ide nama, kamu boleh lho memanfaatkan buku nama bayi. Ada ribuan nama menarik yang bisa kamu pilih dari situ.

2. Pekerjaan dan Umur

Kamu wajib banget menjelaskan tentang status pekerjaan karaktermu. Apakah dia pelajar, pekerja, atau bahkan pengangguran. Di kehidupan nyata semua orang punya status ini, oleh karena itu kalau kamu mau buat ceritamu semakin hidup dan nyata, jangan lewatkan keterangan ini untuk karaktermu.

Bayangkan kalau kamu menciptakan sebuah karakter yang selalu jalan-jalan ke luar negeri tapi kamu tidak pernah menjelaskan apa pekerjaannya. Pembaca pasti akan bertanya-tanya bagaimana caranya si karakter tersebut bisa selalu jalan-jalan ke keluar negeri.

Umur juga tidak kalah penting. Pemberitahuan tentang umur ini akan memudahkan pembaca membentuk visual karakter dalam imajinasi mereka. Yang perlu diingat, umur dan pekerjaan haruslah sejalan, terutama saat kamu menyebutkan jabatan secara spesifik. Jangan sampai umur yang kamu sebutkan terlalu muda untuk jabatan tertentu, karena ini akan membuat ceritamu tidak masuk akal.

3. Aktivitas dan Hobi

Dengan mengetahui umur dan pekerjaan dari karakter yang dibangun, kamu bisa menerka aktivitas dan juga gaya hidupnya. Misalnya untuk karakter berumur 20-an dan bekerja sebagai pegawai perusahaan swasta, nongkrong di cafe bisa jadi salah satu aktivitas rutin mereka. Tapi aktivitas yang sama kemungkinan tidak akan cocok kalau karakter yang  berusia 60 tahun.

Menjelaskan hobi si karakter juga akan menjadi poin tambahan. Dengan menjelaskan hobi, biasanya pembaca dapat semakin menebak gaya hidup dan penampilan dari si karakter tersebut. Bisa kamu coba bayangkan, orang yang hobi naik gunung kemungkinan besar memiliki gaya hidup dan penampilan yang beda dengan orang yang hobi kulineran.

4. Keinginan dan hambatan karakter

Setiap karakter (terutama karakter utama) memiliki tujuan dan keinginan masing-masing dalam novel. Tuliskan tujuan dan keinginan masing-masing tokoh dalam cerita yang kamu akan bangun. Selain itu, ceritakan hambatan yang mereka temu dalam mencapai tujuan mereka. Hambatan inilah yang bisa kamu jadikan konflik dalam cerita kamu.

5. Penampakan Fisik

Saat sebuah karakter muncul untuk pertama kalinya pada novel, hal yang paling mudah dilakukan untuk membentuk visual dalam ingatna pembaca adalah dengan memberi keterangan fisik. Fisik disini meliputi detail wajah, gaya rambut, cara berpakaian, dan bahkan wangi tubuhnya. Jadi jangan lewatkan untuk menambahkan keterangan penampilan fisik yang menonjol dari karakter tersebut.

6. Keunikan

Yang membuat sebuah karakter menarik adalah keunikan yang mereka miliki. Jadi jangan lupa untuk menyertakan keunikan yang mudah dingat pembaca tentang karkter tersebut. Keunikan biasanya seputar kebiasaan-kebiasaan kecilnya yang lucu. Keunikan yang dimiliki karakter bisa kamu ulang beberapa kali dalam tulisan sehingga benar-benar melekat dalam ingatan pembaca.

Contoh:

Tokoh Utama 1
Nama: Vira Anastasia
Umur dan Pekerjaan: 21, penyanyi.
Keinginan: Go international.
Hambatan: Tidak bisa berbahasa inggris.
Fisik: Rambut indah, gigi gingsul, selalu wangi.
Keunikan: Selalu makan kuaci untuk mengurangi demam panggung setiap sebelum tampil/ manggung.

Pada akhirnya, memang tidak semua informasi akan kamu sajikan dalam novelmu. Sisakan bagian-bagian tertentu dimana kamu membiarkan pembacamu membentuk imajinasinya sendiri. Tapi kamu selaku pemilik cerita, pastinya tetap harus mengenal karakter-karakter tersebut seperti kamu mengenal diri kamu sendiri. Hanya dengan inilah kamu dapat menuangkannya dalam bentuk tulisan.

Selamat berimajinasi!

Leave a comment